VIONA GRAFIKA


 

Memasuki Libur Natal, Harta Prajogo Pangestu Menyusut Rp 25,13 Triliun

Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Foto: Ilustrasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:30 WIB

PORTALKEKINIAN.COM - Menjelang libur Natal 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami tekanan koreksi dalam dua hari perdagangan terakhir. Dalam periode tersebut, IHSG melemah 1,25 persen dan ditutup di level 8.537,91.

Berdasarkan data perdagangan, pelemahan indeks terjadi secara bertahap. Pada 23 Desember 2025, IHSG terkoreksi 0,71 persen, kemudian kembali melemah 0,55 persen pada hari perdagangan berikutnya. Kondisi ini mencerminkan adanya aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan pelaku pasar menjelang libur panjang akhir tahun.

Aksi tersebut umum dilakukan investor untuk mengamankan posisi likuiditas, mengingat durasi perdagangan pada pekan terakhir Desember relatif singkat. Bursa Efek Indonesia dijadwalkan kembali dibuka pada 29–30 Desember 2025, sebelum kembali libur pada 31 Desember 2025, dan kembali beroperasi pada 2 Januari 2026.

Tekanan pasar tersebut turut berdampak pada pergerakan saham-saham konglomerasi, termasuk emiten yang terafiliasi dengan pengusaha nasional Prajogo Pangestu. Mengutip data Forbes yang dilansir CNBC Indonesia, Kamis (25/12/2025), kekayaan Prajogo Pangestu tercatat menyusut sekitar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 25,13 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.760 per dolar AS) hanya dalam satu hari.

Penurunan nilai kekayaan tersebut sejalan dengan koreksi harga saham emiten-emiten miliknya. Saham Barito Pacific (BRPT) tercatat mengalami penurunan paling dalam, yakni 4,57 persen. Selanjutnya, saham Chandra Daya Investasi (CDIA) melemah 2,94 persen.

Sementara itu, saham Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) turun 1,77 persen, disusul Barito Renewables Energy (BREN) yang melemah 1,06 persen. Adapun saham Chandra Asri Pacific (TPIA) tercatat bertahan di level harga yang sama pada akhir perdagangan.

Fluktuasi kekayaan para konglomerat umumnya sangat dipengaruhi oleh pergerakan pasar saham dan bersifat dinamis, terutama menjelang periode libur panjang ketika volume transaksi cenderung menurun. (Red/PK)

Posting Komentar

0 Komentar